PASURUAN | gatradaily.com – Warga Desa Capang, Kecamatan Purwodadi, Pasuruan, mengeluhkan pelaksanaan acara Cek Sound atau yang dikenal sebagai Sound Horeg yang digelar Sabtu malam (17/5/2025) pukul 19.00 WIB di lapangan desa setempat.
Acara yang bertajuk Gebyar Seni Musik, Seni Budaya Bantengan (Mberot), dan Pemberdayaan UMKM ini justru menuai sorotan tajam dari masyarakat karena dianggap memberatkan dan merugikan warga.
Keluhan warga mencuat di media sosial, salah satunya disampaikan melalui unggahan di Facebook yang menyoroti pungutan tiket masuk sebesar Rp10.000, bahkan kepada warga asli Capang. Tak hanya itu, akses jalan di sekitar lokasi acara ditutup, sehingga menyulitkan mobilitas warga.
“Saya hanya ingin membeli susu untuk anak saya, tapi tidak diizinkan lewat jika tidak membayar. Padahal saya sudah bilang tidak bermaksud menonton. Suami saya yang baru pulang kerja pun terpaksa memutar jalan karena tidak membawa uang,” tulis seorang warga dalam unggahan yang kini viral.
Kritik semakin meluas ketika sejumlah warga menganggap tindakan panitia sebagai bentuk pungutan liar. Seorang pengusaha servis HP bahkan menyatakan akses menuju tempat usahanya terganggu akibat penutupan jalan oleh panitia acara.
Saat dikonfirmasi, Edi, salah satu warga sekitar lokasi acara, membenarkan bahwa pengunjung dikenakan tarif masuk dengan nominal berbeda.
“Kalau warga Capang ingin melihat sound horeg, dikenakan Rp10.000. Untuk warga luar, tarifnya Rp20.000. Tapi jika ingin masuk ke tengah lapangan untuk melihat cek sound, biayanya Rp30.000,” jelasnya.
Warganet turut menyesalkan kurangnya sosialisasi dari panitia dan tidak adanya mekanisme yang membedakan antara warga lokal dan pendatang.
“Ini desa kami. Seharusnya panitia bisa mengidentifikasi mana warga Capang dan mana bukan, jangan semua dipukul rata,” keluh seorang pengguna Facebook.
Hingga berita ini diturunkan, awak media masih berupaya mengonfirmasi Kepala Desa Capang untuk mendapatkan klarifikasi. Namun, suasana yang ramai di lokasi acara menyulitkan proses wawancara.
Acara Sound Horeg dan pertunjukan budaya Bantengan (Mberot) rencananya akan berlangsung selama dua hari, Sabtu dan Minggu.
Namun, banyak warga berharap agar penyelenggara memperhatikan dampak sosial dari kegiatan tersebut, khususnya yang berkaitan dengan kenyamanan dan hak warga desa. (Syn/mal)
Tinggalkan Balasan