TULUNGAGUNG | gatradaily.com – Lapas Kelas IIB Tulungagung terus berinovasi dalam mendukung ketahanan pangan dan kemandirian di sektor peternakan. Melalui program Binangun Farm, lembaga pemasyarakatan ini kini mengembangkan pembuatan pakan silase sebagai cadangan pakan ternak, terutama untuk menghadapi musim kemarau.

Kegiatan yang berlangsung di area Bimbingan Kerja (Bimker) ini melibatkan langsung Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) dalam proses produksi. Mereka dilatih mengolah tanaman hijauan menjadi pakan silase dengan metode fermentasi sederhana agar bisa disimpan dalam waktu lama tanpa kehilangan nilai gizi.

Kepala Lapas Tulungagung, Ma’ruf Prasetyo Hadianto, mengatakan inovasi ini menjadi langkah strategis dalam mengelola potensi lokal di wilayah Tulungagung.

“Dengan memanfaatkan tanaman hijau milik petani, kita tidak hanya menciptakan cadangan pakan bergizi, tapi juga memberi nilai tambah bagi petani sekitar. Tanaman jagung yang sebelumnya hanya diambil buahnya kini bisa dimanfaatkan seluruhnya,” ujar Ma’ruf, Kamis (16/10).

Proses pembuatan silase dilakukan dengan mencacah tanaman jagung menjadi potongan kecil, kemudian dimasukkan ke dalam drum kedap udara dan dipadatkan hingga rapat. Setelah disimpan di tempat teduh selama sekitar satu minggu, hijauan yang difermentasi menghasilkan aroma asam segar dan warna kekuningan tanda bahwa pakan siap digunakan.

Silase tersebut kini menjadi sumber pakan utama bagi domba jenis Dorper dan Texel yang dibudidayakan di Binangun Farm. Selain untuk memenuhi kebutuhan internal, program ini juga menjadi sarana pembinaan dan pelatihan keterampilan bagi warga binaan.

Melalui pelatihan tersebut, para WBP diajarkan teknik pengawetan pakan modern, manajemen ternak, serta pemanfaatan sumber daya lokal secara efisien.

Ma’ruf menegaskan, program ini sejalan dengan 13 Program Akselerasi Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan untuk mendorong lembaga pemasyarakatan menjadi unit yang produktif dan berdaya guna.

“Kami ingin memastikan ketersediaan pakan bagi ternak di Lapas Tulungagung tetap terjaga sepanjang tahun, sekaligus membekali warga binaan dengan keterampilan yang bermanfaat,” katanya.

Inovasi pembuatan silase ini menjadi bagian dari komitmen Lapas Tulungagung dalam mengembangkan sektor peternakan berbasis kemandirian, ramah lingkungan, dan berkelanjutan.(syn)