PASURUAN | gatradaily.com – Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kabupaten Pasuruan kembali menuai sorotan. Sejumlah siswa SMKN 1 Bangil mengaku menerima makanan yang tidak layak konsumsi sejak program berjalan sepekan terakhir.

Beberapa temuan yang dilaporkan siswa di antaranya sayur berulat, daging ayam masih berdarah, hingga nasi basi. Kondisi itu membuat sebagian siswa merasa khawatir saat mengonsumsi makanan yang dibagikan.

“Kemarin ada nasi basi, bahkan lalat menempel di lauk. Hari ini malah ada belatung di sayur dan daging,” ungkap salah satu siswa yang enggan disebut namanya.

Pihak sekolah pun tidak tinggal diam dengan aduan yang diterima dari siswanya. Guru serta wali kelas diminta lebih aktif mengawasi makanan yang masuk sebelum dibagikan.

Waka Kesiswaan SMKN 1 Bangil, Haqiqi, membenarkan adanya laporan makanan yang tidak layak konsumsi mulai hari Senin, Selasa, dan Jum’at (26/9). Ia meminta seluruh siswa segera melapor jika menemukan hal serupa.

“Sudah kami sampaikan, bila ada makanan tidak layak harus segera dilaporkan. Laporan ini penting sebagai bukti kepada pihak penyedia,” ujar Haqiqi di ruang kerjanya, Jumat (26/9/2025).

Menurutnya, pihak sekolah juga mendapat dukungan dari aparat TNI dan Polri untuk menindaklanjuti permasalahan ini. Setiap temuan akan dituangkan dalam laporan tertulis agar bisa segera ditindak.

“Kami dibantu oleh petugas TNI dan Polri untuk memperkuat laporan terkait makanan yang bermasalah,” jelasnya.

Program MBG di SMKN 1 Bangil sendiri diikuti oleh 1.713 siswa dari total 2.015 siswa. Namun, temuan makanan tidak layak membuat jalannya program ini mendapat banyak kritik.

Kepala Sekolah SMKN 1 Bangil, A. Syamsul Hadi, S.Pd., M.Si., menegaskan bahwa pihaknya sangat menyayangkan terjadinya kasus tersebut.

Menurutnya, program MBG sejatinya bertujuan mulia, yakni membantu pemenuhan gizi siswa agar lebih fokus dalam belajar. Namun jika kualitas makanan tidak sesuai standar, maka tujuan itu justru bisa melenceng.

“Kami berharap penyedia makanan benar-benar memperhatikan kebersihan dan mutu sajian. Jangan sampai anak-anak kehilangan selera makan, apalagi sampai sakit karena makanan yang tidak layak,” ujar Samsul.

Samsul juga menekankan bahwa pihak sekolah akan terus berkoordinasi dengan instansi terkait agar masalah ini segera mendapatkan solusi.

“Kami mendukung penuh program pemerintah, tapi kualitas tetap harus dijaga. Keselamatan dan kesehatan siswa adalah prioritas kami,” pungkasnya.(gif/syn)