PASURUAN | GatraDaily – Kemitraan DANONE-AQUA melalui AQUA Keboncandi dengan Yayasan Sekola Konang Indonesia (YSKI) yang sudah dimulai sejak 2020, telah memberikan banyak manfaat kepada sejumlah masyarakat dari hulu sampai hilir.
Kemitraan tersebut meliputi konservasi, edukasi serta pendampingan kepada masyarakat hingga bisa menumbuh kembangkan perekonomian masyarakat. Seperti yang dilakukan diwilayah Desa Galih juga Petung, Kecamatan Paserpan sampai dengan wilayah Kecamatan Rejoso.
Kali ini kemitraan DANONE-AQUA melalui AQUA Keboncandi dengan Yayasan Sekola Konang Indonesia (YSKI) melakukan pendampingan kepada petani yang ada diwilayah Kec. Winongan, Kabupaten Pasuruan melalui Program Budidaya Padi Ramah Lingkungan (BPRL).
Dalam program BPRL, diberikan Sekolah Lapang yang seperti dilaksanakan pada Jumat (16/02/2024). Sekolah Lapang sendiri memberikan edukasi, serta mengajarkan langsung para petani praktik terkait materi yang diterima.
Sekolah Lapang yang diselenggarakan telah memasuki Tema 7 & 8 dengan materi: budidaya padi terencana dan terukur dalam fokus pengamatan (OPT) pada fase generatif dan teknik hama & penyakit secara lingkungan serta pembuatan Pestisida Nabati (Pesnab).
Diketahui bahwa pada tema 7 & 8 hanya pada masa umur padi yang di tanam, yakni pada masa tanaman padi mengandung dan pada masa telah berbunga. Pada masa tersebut rentan dengan hama dan penyakit yang menyerang.
Khoirul Arifin yang menjadi Nara Sumber, memberikan beberapa hal-hal penting dalam melakukan perawatan, yakni cepat mengetahui, cepat berkordinasi dan cepat menanggulangi yang terjadi dalam menanam padi hingga bisa memanen padi.
“Ada beberapa hal penting yang harus diketahui para petani, yakni mengetahui tanda dan mengetahui gejala hama serta penyakit yang ada dialami oleh sawah petani. Hal yang lebih penting lagi, perlunya kordinasi dan saling memberikan kabar kepada para petani disekitaran wilayah, supaya bisa melakukan penanggulang terhadap hama dan penyakit yang menyerang,” terang Khoirul Arifin dari LPS Pertanian Seloliman.
Pentingnya mengetahui tanda dan mengetahui gejala pada sawah, bertujuan untuk melakukan penanggulangan bila ada hama dan penyakit yang akan menyerang sawah. Bila memasuki gejala, maka hama ataupun penyakit di sawah tidak bisa ditanggulangi.
“Tanda dan gejala menjadi patokan supaya petani bisa memastikan keadaan sawah agar petani bisa mengetahui panen yang akan dialami para petani. Perlu diketahui bahwa pada umumnya Hama berpindah mengikuti cahaya dan arah angin,” tutur Arip.
Nara Sumber juga memberikan spesifikasi dan klasifikasi hama serta penyakit yang sering menyerang sawah dan dalam melakukan penanggulangan. Dalam forum sendiri, nara sumber memberikan materi dan para petani yang menjawab sesuai pengalaman yang pernah di alami. Sehingga SL dipenuhi interaktif antara nara sumber dan petani.
Salah seorang petani asal Desa Gading, Yatim (46) sangat antusias mendengarkan dan berinteraksi dengan nara sumber yang memberi keterangan, dan dirinya membeberkan apa yang pernah di alami saat bertani di sawah.
“Edukasi yang diberikan hari ini sangatlah berguna bagi saya dan pada petani umumnya, karena apa yang pernah dialami terkait hama dan penyakit dalam proses menanam padi di sawah. Dengan edukasi ini, saya optimis bisa memanen padi yang lebih baik lagi kedepannya,” urai Yatim.
Kegiatan sendiri, di ikuti beberapa petani yang berasal di wilayah Kecamatan Winongan, Kabupaten Pasuruan, diantaranya dari Desa Tenggilis, Desa Gading, Desa Mendalan, dan Desa Penataan. (syn)
Tinggalkan Balasan Batalkan balasan