PROBOLINGGO | gatradaily.com – Proyek rehabilitasi SDN 2 Sumendi, Kecamatan Tongas, Kabupaten Probolinggo, dengan anggaran APBD 2025 senilai Rp365.111.000 yang dikerjakan oleh CV. Arrozak, menuai sorotan tajam.
Dari hasil pantauan di lapangan, banyak kejanggalan terlihat jelas, mulai dari cor atap yang patah dan menggantung, cor jendela yang tidak menyatu dengan struktur utama, hingga dugaan penggunaan pasir lokal untuk tambahan pengecoran atap.
Lebih jauh, proyek ini semakin janggal lantaran tidak tampak adanya penanggung jawab teknis di lokasi. Baik pelaksana dari CV. Arrozak maupun konsultan proyek sama sekali tidak terlihat.
Seorang pria berusia sekitar 50 tahun yang mengaku sebagai kepala tukang hanya mengatakan, “Penanggung jawabnya Pak Eko, tapi orangnya tidak ada, lagi keluar.”
Saat dikonfirmasi, Eko yang disebut sebagai penanggung jawab lapangan CV. Arrozak justru memberikan jawaban yang memperkuat dugaan adanya penghilangan pekerjaan tertentu.
Melalui pesan WhatsApp, ia menyebut pekerjaan stros (pengikat struktur beton) memang tidak ada dalam pengerjaan proyek tersebut.
Padahal, stros merupakan bagian vital untuk menopang kekuatan bangunan sekolah. Minimnya pengawasan juga semakin terlihat dari sikap Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikdaya) Kabupaten Probolinggo.
Kepala Bidang Pembinaan Sekolah Dasar, Sri Agus Indaryati, saat dimintai keterangan hanya menjawab singkat, “Akan kita konfirmasikan,” tanpa penjelasan teknis yang memadai.
Dengan kondisi atap retak dan cor menggantung, proyek ini bukan hanya patut dipertanyakan secara kualitas, tetapi juga berpotensi membahayakan keselamatan guru dan murid di kemudian hari.
Dugaan praktik asal-asalan dan lemahnya pengawasan jelas menuntut tindakan tegas, baik dari dinas terkait maupun aparat penegak hukum.(ze*)
Tinggalkan Balasan Batalkan balasan