TULUNGAGUNG | gatradaily.com – Dalam upaya mendorong kemandirian dan pengembangan keterampilan hidup, Lapas Kelas IIB Tulungagung melaksanakan pelatihan dan produksi konveksi yang melibatkan warga binaan pemasyarakatan (WBP).
Kegiatan ini merupakan bagian dari program pembinaan kemandirian yang bertujuan untuk memberikan bekal skill yang berguna bagi para WBP.
Melalui proses menjahit yang ditandai dengan ketekunan dan dedikasi, para WBP tidak hanya mempelajari teknik dasar menjahit dan penyusunan pola, tetapi juga mengasah rasa percaya diri serta semangat untuk bangkit dari masa lalu. Setiap produk yang dihasilkan menjadi simbol harapan baru, mencerminkan keyakinan bahwa masa lalu tidak menentukan masa depan, katanya
Kepala Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIB Tulungagung, Ma’ruf Prasetyo Hadianto, menyatakan, “Kegiatan pembuatan celemek ini lebih dari sekadar pelatihan keterampilan; ini adalah bagian dari proses pembinaan yang bermakna.
Kami ingin warga binaan menyadari bahwa setiap keterampilan yang mereka pelajari hari ini adalah modal bagi kehidupan yang lebih baik di masa mendatang.
Melalui ketekunan dalam menjahit, mereka sedang merajut harapan dan membangun masa depan yang lebih mandiri.
“Lapas bukanlah akhir dari perjalanan mereka, tetapi merupakan awal dari sebuah perubahan.”
Dalam inisiatif ini, Lapas Kelas IIB Tulungagung bekerja sama dengan Yayasan Gusti Maringi Mukti, sebuah lembaga yang bergerak di bidang penyediaan makanan bergizi gratis. Celemek yang diproduksi akan digunakan oleh koki yang bertugas di dapur Yayasan. Perwakilan dari Yayasan Gusti Maringi Mukti menyampaikan apresiasi terhadap hasil karya para warga binaan.
“Celemek-celemek yang kami terima tidak hanya berfungsi secara praktis, tetapi juga kaya akan makna dan nilai. Setiap jahitan mencerminkan semangat belajar, kerja keras, dan keinginan untuk berubah.
Kami merasa terhormat dapat terlibat dalam proses pemberdayaan ini dan berharap kemitraan antara yayasan dan Lapas dapat berlanjut untuk menciptakan dampak yang lebih luas bagi masyarakat,” ungkap Agung, perwakilan yayasan. Kamis (31/7).
Ma’ruf menambahkan, “Dengan konsistensi dalam menjalankan program pembinaan kemandirian ini, kami berharap agar warga binaan dapat menciptakan produk unggulan serta mengembangkan rasa tanggung jawab. Ini adalah langkah penting dalam upaya mereka memperbaiki diri sebelum kembali ke masyarakat.” (syn)
Tinggalkan Balasan