PASURUAN | gatradaily.com – Yayasan Sekolah Konang Indonesia (YSKI) menggelar Workshop dan Focus Group Discussion (FGD) “Menabung Kekayaan Kehati” yang berkolaborasi dengan PT. Tirta Investama (AQUA Keboncandi) pada hari Rabu (16/05/2024).
Acara yang dilakasanakan di UPT Laboratorium Kesehatan Ikan Dan Lingkungan, Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Jawa Timur, Desa Sidepan, Kecamatan Winongan, Kabuapten Pasuruan Terdapat tiga rangkain dalam acara, yang meliputi kickoff, pemaparan nara sumber, dan FGD.
Kegiatan dimulai dengan Kickoff, dengan diawali penanaman pohon oleh AQUA Keboncandi yang diikuti seluruh tamu undangan di wilayah sumber mata air umbulan. Dilanjutkan sambutan dari perwakilan AQUA Keboncandi, Hari Wicaksono.
“AQUA terus berusaha mempertahan serta mengembangkan keaneka ragaman hayati yang ada dilingkungan, khususnya diwilayah sumber mata air Umbulan. Sehingga kami yang berkolaborasi dengan YSKI dari 2010, terus melakukan kajian dalam melestarikan alam,” urai Hari.
Dilanjutkan dengan Direktur Danone Indonesia, Karyanto Wibowo yang menyampaikan Problematika kekurangan air yang terjadi untuk kedepannya, karena kurangnya kesadaran terhadap menjaga lingkungan.
“Dalam melakukan pencegahan, telah dilakukan beberpa kegiatan yang bertujuan untuk menjaga resapan air tanah seperti membuat sumur resapan juga rorak. Juga telah dilakukan Mou dengan kelompok tani, dan penanaman pohon perdiameter harus dijaga karena ada imbal jasa dalam bagi masa deoan nanti,” ucap Karyanto Wibowo.
Mou yang di maksud, merupakan Pertanian ramah lingkungan, petani bisa membuat pupuk sendiri tanpa bahan kimia, yang dapat menghemat biaya untuk pembelian pupuk, sehingga terdapat target capaian, yang akan dilakukan secara terus menerus.
“Lingkup yang yang telah dibangun meliputi, melakukan jejaring inovasi sosial, bang kompos lestari, sistem informasi jasa lingkungan, kerjasama dari dlh, universitas, pusat studi pangan sehat, pangan sehat bebasi padi dan non padi,” imbuhnya.
Kepala UPT WS Welang Pekalen SDA Provinsi Jatim Anton Dharma menanggapi positive apa yang telah dilaksanakan oleh YSKI bersama AQUA Keboncandi dalam melakukan inovasi yang telah diterapkan untuk menjaga kelestarian lingkungan.
“Semua memiliki keterbatasan tupoksi menjadi kendala, tapi dengan adanya kepedulian maka bisa terus menjaga kelestarian alam melalui menjaga kekayaan kehati, untuk menjaga keragaman hayati,” papar Anton.
Dalam sesi FGD, seluruh tamu undangan di bagi menjadi tiga kelompok diskusi dengan memiliki fokus pembahasan yang dimiliki anggota dalam kelompok masing-masing, sehingga FGD mendapatkan bebrapa saran juga masukan dari kelompok yang telah di bentuk yang meliputi.
- Kondisi pencemaran di dasar air (Usulan penambahan papan larangan) berdampak pada berkuranganya ikan lokal.
- Solusi menangani berkurangnya debit air dengan melakukan konservasi.
- Tindak lanjut dari hasil workshop dan aksi nyata yang bisa diaplikasikan pada siswa.
- Jenis tanaman yang akan ditanam disekolah serta mengusulkan ditindak lanjut saran dari pemapar/asesor.
- Pemanfaatan sumur artesis non proper secara domestik / irigasi pertanian yang tinggi wilayah umbulan berdampak pada kondisi tanah yang becek dan tida efektif.
- Perlu ada papan konservasi untuk informasi hasil asesment biodiversity umbulan.
- Harus ada pendataan secara zonasi.
- Konservasi rumpun berjarak.
- Melakukan rehabilitasi dengan melakukan penanaman.
- Terbentuknya Mangrove Penunggul Park (KTH, Pokdarwis, Pokmaswas)
Pemberdayaan masyarakat (edukasi sekolah dan masyarakat).
- Melakukan monitoring/pengawasan hutan mangrove.
- Dimanfaatkan untuk wisata (jasa lingkungan).
- Produk olahan mangrove (minuman, kripik)
- Budidaya (tambak) diberdayakan kembali.
- Perlu diperpanjang sosialisasi sekola konang dengan aqua tentang pentingnya keanekaragaman hayati.
- Upaya pemanfaatan Kondisi tanah kering digalih sehingga banyak ditanam empon-empon melalui program agroforesti.
- Perlunya pengembangan durian lokal Desa Galih dan mengenalkan varian durian Desa Galih.
- Segi konservasi rorak sangat membantu serta perlunya Dam penahan di Desa Galih.
Dipenghujung acara, Anton Dharma menambah bahwa perlunya penataan serta perbaikan yang lebih baik lagi supaya Umbulan menjadi wisata edukasi yang layak kunjung dan wisata edukasi khusus (siswa dan peneliti).
“Umbulan merupak obyek yang sangat bagus untuk menjadi wisata edukasi, serta perlu mengadakan kongres rejoso untuk mengumpulkan para pegiat-pegiat lingkungan das rejoso dari hulu sampai hilir,” pungkas Anton Dharma.(Syn)
Tinggalkan Balasan