PASURUAN | gatradaily.com – Warga keluhkan dugaan penyalahgunaan Pertalite di SPBU Sidowayah, Bangil, akibat antrian panjang dan pengisian berulang, dengan nomor lambung 54.67131, di jalan Raya Pandaan – Bangil, Gajah Bendo, Pogar, Kec. Bangil, Kab. Pasuruan, Jawa Timur.
Antrian panjang yang terjadi hampir setiap hari di SPBU tersebut menimbulkan keresahan, terutama karena banyaknya kendaraan yang diduga melakukan pengisian BBM dalam jumlah besar dengan cara tidak wajar.
Menurut warga, antrian panjang tersebut dipicu oleh kehadiran sepeda motor berkapasitas besar dengan tangki modifikasi. Motor-motor seperti Yamaha Bison, Honda Mega Pro, dan Suzuki Thunder kerap terlihat bolak-balik mengisi BBM dalam jumlah yang mencurigakan. Dugaan kuat muncul bahwa BBM bersubsidi tersebut disalahgunakan untuk kepentingan komersial.
“Setiap hari kami harus mengantri lama, sementara ada motor-motor yang datang berkali-kali untuk mengisi BBM. Ini jelas tidak wajar dan merugikan masyarakat,” ujar seorang pengendara yang ikut mengantri di SPBU tersebut.
Warga berharap Pertamina pusat segera turun tangan untuk mengawasi langsung situasi di lapangan. Selain itu, mereka juga meminta aparat kepolisian untuk menertibkan dugaan penyalahgunaan BBM ini, yang diduga melibatkan oknum pengawas atau karyawan SPBU.
“Jika Pertamina tidak segera bertindak, setidaknya kepolisian setempat harus rutin melakukan pemantauan. Jangan hanya saat liburan atau ketika ada sidak saja,” tambah warga lainnya.
Keluhan ini juga datang dari warga sekitar SPBU. Mereka menegaskan bahwa praktik pengisian BBM dalam jumlah besar di SPBU dengan nomor lambung 54.67131 ini sudah menjadi rahasia umum. Bahkan, orang dari luar daerah pun mengetahui bahwa SPBU tersebut sering digunakan untuk mengisi BBM dalam jumlah besar secara berulang.
“SPBU Sidowayah ini sudah terkenal. Banyak yang sengaja datang dari jauh hanya untuk membeli BBM dalam jumlah besar dan kemudian dijual kembali,” ungkap seorang warga dengan nada geram.
Situasi ini menciptakan ketidakadilan bagi konsumen lain yang benar-benar membutuhkan BBM untuk keperluan pribadi. Antrian panjang yang diakibatkan oleh praktik tersebut membuat banyak warga kesulitan mendapatkan BBM subsidi sesuai kebutuhan mereka.
Warga pun berharap ada tindakan tegas dari pihak berwenang guna mengatasi permasalahan ini. Mereka mendesak agar pengawasan diperketat, terutama terhadap kendaraan yang diduga memodifikasi tangki untuk mengisi BBM dalam jumlah besar. Jika tidak segera ditangani, penyalahgunaan ini akan terus merugikan masyarakat luas.
Hingga berita ini ditayangkan, Tim media terus memantau perkembangan di lapangan dan menunggu tanggapan resmi dari pihak terkait, termasuk Pertamina serta aparat penegak hukum. (Syn)
Tinggalkan Balasan