PASURUAN | gatradaily.com – Pergantian Kalapas Kelas IIB Pasuruan resmi berganti. Tri Wibawa Kristiyana kini menjabat sebagai Kalapas Pasuruan, menggantikan Ma’ruf Prasetyo Hadianto yang mendapat tugas baru sebagai Kalapas Kelas IIB Tulungagung, sementara Tri Wibawa sebelumnya menjabat sebagai Kepala Rumah Tahanan (Karutan) Kelas IIB Sampang.
Tri Wibawa Kristiyana, yang telah berkecimpung dalam dunia pemasyarakatan sejak lulus dari Akademi Ilmu Pemasyarakatan (AKIP) tahun 2004, mengaku terkesan dengan berbagai program dan inovasi di Lapas Pasuruan.
Menurutnya, pembinaan yang dilakukan tidak hanya berfokus pada kedisiplinan, tetapi juga pada pengembangan keterampilan dan kemandirian warga binaan pemasyarakatan (WBP).
“Saya kagum melihat potensi besar yang dimiliki para WBP di Lapas Pasuruan. Mereka memiliki keterampilan luar biasa di berbagai bidang, seperti budidaya ikan nila merah, peternakan ayam petelur, serta produksi di ruang konveksi,” ujar Tri Wibawa.
Selain itu, ia juga mengapresiasi kegiatan sosial yang telah dilakukan oleh Lapas Pasuruan, seperti bantuan sosial (bansos) untuk keluarga WBP serta kunjungan kepada mantan WBP. Baginya, hubungan baik antara pihak lapas dan mantan warga binaan menjadi salah satu kunci keberhasilan rehabilitasi sosial.
Tri Wibawa menegaskan komitmennya untuk melanjutkan dan mengembangkan program-program yang telah berjalan, termasuk yang mendukung Asta Cita Presiden Prabowo Subianto.
Program tersebut bertujuan menciptakan sistem pemasyarakatan yang lebih humanis, dengan menekankan pembinaan kepribadian dan kemandirian agar para WBP bisa lebih siap saat kembali ke masyarakat.
“Kami akan terus memperkuat program pembinaan dan keterampilan di Lapas Pasuruan. Harapannya, setiap warga binaan yang keluar dari sini memiliki bekal yang cukup untuk memulai hidup baru di tengah masyarakat,” tambahnya.
Dengan kepemimpinan baru ini, Lapas Pasuruan diharapkan semakin maju dalam program pembinaan dan pemberdayaan. Tri Wibawa menargetkan penguatan kerja sama dengan berbagai pihak, termasuk lembaga pelatihan kerja dan dunia usaha, agar WBP memiliki lebih banyak kesempatan dalam memperoleh keterampilan yang dapat digunakan setelah bebas.
Ia juga berencana memperluas jangkauan program sosial, termasuk meningkatkan interaksi dengan keluarga WBP dan mantan warga binaan agar reintegrasi sosial berjalan lebih efektif.
“Kami ingin menjadikan Lapas Pasuruan sebagai contoh bagaimana pembinaan yang baik bisa mengubah hidup seseorang. Dengan dukungan semua pihak, saya yakin tujuan ini bisa tercapai,” pungkasnya.
Dengan kepemimpinan yang baru dan semangat perubahan, Lapas Pasuruan optimistis dapat terus berkembang dan menjadi tempat pembinaan yang lebih baik bagi seluruh WBP. (Syn)
Tinggalkan Balasan