PASURUAN | gatradaily.com – Balai Besar KSDA Sulawesi Selatan (BBKSDA Sulsel) menggelar pelatihan peningkatan kapasitas tim WRU. Dihadapan Dirjen KSDAE, pihaknya menyampaikan dengan bangga atas suksesnya pelaksanaan pelatihan peningkatan kapasitas tim WRU yang diadakan dilaksanakan pada 6 Agustus 2024 hingga 10 Agustus 2024 di Enchanting Forest dan Baobab resort yang berlokasi di Kawasan The Grand Taman Safari Prigen.
Pelatihan tersebut dihadiri 42 peserta yang terdiri dari anggota petugas Wildlife Rescue Unit (WRU) lingkup BBKSDA Sulsel, BBKSDA Jawa Timur, BBKSDA RIAU, BKSDA DKI Jakarta, BKSDA serta Balai Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung.
Disamping itu juga dihadiri perwakilan Inhutani Batu Kampar, Kaltim dan Artha Graha Peduli, petugas konservasi, dan sukarelawan dari berbagai daerah di Indonesia.
Adapun maksud dan tujuan pelatihan ini untuk meningkatkan kompetensi kemampuan petugas dalam melakukan handling dan restrain satwa dengan metode yang tepat dan aman. Pelatihan ini juga dirancang sebagai panduan petugas dalam melaksanakan tugas di lapangan sehingga tercapai keseragaman dalam penanganan satwa hasil operasi penertiban, kepemilikan ilegal serta evakuasi hasil serahan ataupun konflik satwa liar.
Dan juga untuk meningkatkan kemampuan dan pengetahuan anggota tim WRU dalam menangani berbagai situasi yang melibatkan penyelamatan dan konservasi satwa liar. Program ini dirancang untuk memastikan bahwa setiap anggota tim memiliki keterampilan yang diperlukan untuk bekerja secara efektif dan aman dalam menjaga kelestarian satwa liar di habitat aslinya.
Bertajuk “Peningkatan Kapasitas Tim Wildlife Rescue Unit Lingkup BBKSDA Sulawesi” dibuka secara resmi oleh Direktur Jenderal KSDAE, Prof. Satyawan Pudyatmoko, S. Hut., M.Sc. didampingi Kasubdit Pengawetan Jenis, Ka BBSKDA Sulsel, Ka BBKSDA Jawa Timur dan Komisaris TSI.
Dalam sambutannya, Tony Sumampau, Komisaris TSI berharap pelatihan ini dapat membawa dampak positif.
“Kami berharap pelatihan ini dapat membawa dampak positif dalam meningkatkan kapasitas dari Tim WRU di UPT masing-masing dalam upaya menyelamatkan spesies satwa liar dari hasil rescue di lapangan,” ucapnya.
Selama pelatihan, para peserta mendapatkan materi pengetahuan dan keterampilan pelatihan mulai dari teori-teori dasar hingga keterampilan yang relevan dan dibutuhkan oleh petugas di lapangan.
Dalam berbagai aspek dan diawali dengan pembukaan dari Direktur KKHSG dengan tema “Strategi Perlindungan dan Pengawetan TSL di Indonesia” dan disambung oleh Direktur Jenderal KSDAE dengan topik “Kebijakan Perlindungan dan Pengawetan TSL di Indonesia.”
Selain itu di hari berikutnya terdapat juga topik pembahasan mengenai “Pengembangbiakan satwa terancam punah di PCBA’ dan ‘teknik identifikasi taksa aves untuk menangani satwa sitaan” yang disertai dengan pelatihan cara handling dan restrain untuk satwa Reptile, Aves, Primata, dan Ruminansia oleh beberapa ahli dan pakar di bidangnya.
Pelatihan juga melibatkan simulasi penyelamatan satwa liar yang memungkinkan peserta mempraktikkan keterampilan yang telah dipelajari dalam situasi nyata. Evaluasi kinerja dilakukan untuk memberikan umpan balik yang konstruktif kepada setiap peserta, memastikan mereka siap menghadapi tantangan di lapangan.
Dengan pelatihan ini, pihaknya berharap dapat terus berkontribusi dalam upaya konservasi satwa liar dan menjaga keseimbangan ekosistem alam.
“Mari bersama-sama melindungi dan melestarikan satwa liar untuk generasi mendatang,” pungkasnya. (Syn)
Tinggalkan Balasan