MALANG | gatradaily.com – Suasana penuh kehangatan dan makna tersaji di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Perempuan Kelas IIA Malang saat Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan, Agus Andrianto, bersama Direktur Jenderal Pemasyarakatan, Mashudi, dan Kepala Kantor Wilayah Ditjenpas Jawa Timur, Kadiyono, melaksanakan kegiatan makan siang bersama warga binaan pemasyarakatan (WBP). Selasa (29/7).

Kegiatan diawali dengan dialog terbuka yang akrab antara Menteri Agus dan para warga binaan. Dalam suasana yang tanpa sekat, Menteri Agus menyerap langsung aspirasi dan masukan dari WBP terkait layanan serta program pembinaan yang mereka jalani.

“Saya ingin mendengar langsung dari warga binaan di sini. Apa yang masih kurang, dan apa yang bisa kita perbaiki. Kehadiran saya di sini bukan sekadar untuk melihat, tetapi untuk memastikan pelayanan berjalan sebagaimana mestinya,” ungkapnya.

Momen makan siang menjadi simbol kesetaraan, di mana menu yang disajikan sama persis dengan yang dinikmati oleh warga binaan, tanpa ada pembeda. Semua peserta duduk beralas tikar di lantai, menciptakan suasana kebersamaan dan empati yang kuat di dalam sistem pemasyarakatan.

Setelah kegiatan makan siang, Menteri Agus melanjutkan kunjungan untuk meninjau berbagai program pembinaan di Lapas Perempuan Kelas IIA Malang. Bengkel kerja menjadi lokasi pertama yang dikunjungi, di mana WBP mengikuti pelatihan keterampilan seperti tata rias, menjahit, dan kerajinan tangan.

Menteri memberikan apresiasi atas keterlibatan aktif warga binaan dalam pembinaan berbasis keterampilan dan produktivitas. Peninjauan tidak berhenti di situ; koperasi lapas juga menjadi fokus, mencerminkan upaya kemandirian ekonomi dalam sistem pemasyarakatan.

Di akhir kunjungannya, Menteri Agus memberikan santunan kepada sejumlah warga binaan perempuan yang mendampingi balita mereka di dalam lapas. Kegiatan tersebut menjadi simbol kepedulian negara terhadap aspek kemanusiaan di balik tembok pemasyarakatan.

“Pemasyarakatan bukan sekadar tindakan hukuman, tetapi tentang memanusiakan. Ini harus dimulai dengan pelayanan yang adil, tanpa diskriminasi, dan penuh kasih sayang,” tegas Menteri Agus di sela-sela kegiatan.

Kakanwil Ditjenpas Jawa Timur, Kadiyono, mengungkapkan bahwa kunjungan ini memberikan energi baru bagi seluruh jajaran pemasyarakatan.

“Arahan dan teladan langsung dari Bapak Menteri menjadi penguatan nyata bagi kami. Layanan pemasyarakatan harus dibangun dengan empati, keterbukaan, dan komitmen untuk terus berbenah,” tambahnya.

Diharapkan, kegiatan ini mampu mendorong transformasi layanan pemasyarakatan yang lebih humanis dan responsif.

Dengan pendekatan langsung yang menyentuh akar persoalan serta menjunjung tinggi nilai keadilan restoratif, pemasyarakatan diharapkan semakin kuat sebagai pilar reformasi hukum yang berpihak pada kemanusiaan dan semakin bermanfaat bagi masyarakat.(gif/syn)