PASURUAN | gatradaily.com — Kepala Desa Randupitu, Kecamatan Gempol, Kabupaten Pasuruan, Mochamad Fuad, kembali mendapat apresiasi atas kiprahnya dalam tata kelola pemerintahan desa. Ia dipercaya menjadi pembicara dalam forum Sinkronisasi Program Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Mitra Universitas Negeri Malang (UM) yang digelar pada Senin (4/11/2025).
Kegiatan yang diinisiasi oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) UM melalui Pusat Sumber Daya Manusia (PSDW) ini menghadirkan 20 kepala desa dan lurah mitra binaan UM se-Jawa Timur, bersama sejumlah mitra dan pemangku kepentingan terkait.
Fuad didapuk sebagai narasumber karena dinilai berhasil menanggulangi persoalan sampah di desanya melalui sistem pengelolaan sampah mandiri berbasis masyarakat. Ia diminta secara khusus untuk memaparkan praktik terbaik (best practice) yang telah diterapkan di Randupitu sebagai contoh keberhasilan pengelolaan lingkungan berbasis partisipasi warga.
Forum tersebut bertujuan memperkuat sinergi antara perguruan tinggi dan pemerintah desa dalam pelaksanaan program penelitian, inovasi sosial, dan pengabdian masyarakat yang berkelanjutan.
Kepala Pusat Sumber Daya Budaya (PSDB) LPPM UM, Dr. Tri Wahyu Hardaningrum, S.E., M.Pd, menilai kolaborasi antara universitas dan desa seperti Randupitu merupakan wujud nyata tridharma perguruan tinggi yang berorientasi pada transformasi sosial.
“Kemitraan ini bukan hanya tentang riset atau pengabdian formal, tapi tentang membangun kesadaran baru di masyarakat desa. Randupitu menunjukkan bahwa ilmu pengetahuan jika diterapkan sesuai konteks budaya lokal dapat menghadirkan perubahan nyata dan berkelanjutan,” ujar Tri Wahyu.
Ia menambahkan, Universitas Negeri Malang akan terus memperluas model kerja sama semacam ini agar lebih banyak desa mitra mampu mengembangkan inovasi sosial, ekonomi, dan lingkungan secara mandiri.
Dalam kesempatan tersebut, Pemerintah Desa Randupitu dan Universitas Negeri Malang juga menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) untuk kerja sama selama lima tahun ke depan.
Kesepakatan ini mencakup bidang penelitian terapan, pemberdayaan masyarakat, pengembangan sumber daya manusia, serta inovasi teknologi tepat guna di tingkat desa.
Kades Mochamad Fuad mengatakan, keberhasilan Randupitu dalam mengelola sampah tidak lepas dari dukungan warga dan berbagai pihak yang terlibat.
“Kami menerapkan sistem pemilahan sampah dari rumah tangga, mengelola sampah organik menjadi kompos, serta mengembangkan bank sampah untuk menambah nilai ekonomi warga,” tutur Fuad.
Menurutnya, persoalan sampah bukan hanya soal kebersihan, melainkan juga kemandirian dan keberlanjutan.
“Di Randupitu, kami ingin warga melihat sampah sebagai sumber daya, bukan sekadar limbah,” katanya.
Fuad juga menyebut peran mahasiswa Universitas Negeri Malang yang melaksanakan KKN di desanya cukup besar dalam mendukung inovasi tersebut.
“Mahasiswa membantu dalam edukasi warga, penyusunan data, serta digitalisasi sistem pengelolaan lingkungan. Inilah bentuk sinergi nyata antara desa dan perguruan tinggi,” pungkasnya.






















Tinggalkan Balasan