TULUNGAGUNG | gatradaily.com – Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIB Tulungagung terus mengembangkan program pembinaan kemandirian bagi warga binaan.

Salah satu inovasi yang berjalan adalah produksi alas kandang sapi berbahan dasar sabut kelapa, hasil kerja sama dengan Balai Besar Inseminasi Buatan (BBIB) Singosari, Malang.

Sabut kelapa yang semula bernilai ekonomi rendah diolah menjadi alas kandang dengan kualitas lebih tinggi dan manfaat nyata bagi peternakan.

Produk ini tidak hanya memberikan nilai tambah secara ekonomis, tetapi juga melatih keterampilan warga binaan agar lebih produktif dan siap mandiri setelah bebas.

Kepala Lapas Tulungagung, Ma’ruf Prasetyo Hadianto, menegaskan pentingnya peningkatan kualitas dan kuantitas produksi.

“Kegiatan produktif ini harus terus ditingkatkan dengan sinergi yang baik antara petugas dan warga binaan, sehingga pembinaan kemandirian berjalan maju dan tertata,” ujarnya. Selasa, (30/9/25).

Bagi BBIB Singosari, alas kandang dari sabut kelapa memiliki peran penting dalam menunjang keberhasilan program inseminasi buatan. Alas yang kering, aman, dan nyaman membantu menjaga kondisi fisik serta mental sapi, sehingga lebih siap menjalani proses pembuahan.

Proses produksi alas sapi dilakukan dengan pengawasan ketat, mulai dari penyediaan bahan baku hingga tahap akhir. Bahan sabut kelapa dipasok dari petani lokal dengan seleksi khusus, kemudian diolah oleh warga binaan di bawah bimbingan petugas. Standar mutu selalu dijaga agar produk layak digunakan dan bernilai di pasaran.

Kolaborasi Lapas Tulungagung dan BBIB Singosari ini menjadi bukti bahwa pembinaan warga binaan dapat berjalan seiring dengan pemanfaatan sumber daya lokal, menghasilkan produk bermanfaat bagi masyarakat sekaligus mendukung kemandirian setelah masa pidana selesai.(*)