PASURUAN | gatradaily.com – SMPN 1 Beji kembali jadi sorotan atas perilaku staff pihak sekolahan (oknum security) terhadap wartawan saat menjalankan tugas jurnalistiknya dengan membentak serta menarik secara kasar saat mengambil dokumentasi foto gedung masuk sekolah. Kamis (15/08/2024).
Dengan kejadian tersebut menunjukkan prilaku yang tidak terpuji dan terjadi saat salah satu wartawan dari media online faamnews.com yang bernama Purnomo yang juga anggota Aliansi Jurnalis Pasuruan Bersatu (AJPB) datang ke SMPN 1 Beji atas undangan dari pihak sekolahan melalui Kepala Sekolah (Kasek) Ayu.
Purnomo menuturkan bahwa dirinya mendatangi sekolah tersebut atas undangan dari Kasek Ayu untuk memberikan penjelasan (hak jawab) terkait adanya dugaan pungli berkedok agama (infaq) yang di wartakan sebelumnya lantaran dirinya merasa belum dikonfirmasi.
“Sebelum memasuki kawasan sekolahan saya menghampiri kantor security di samping gerbang bersama salah satu rekan media online yang bernama Tommy, dan menyampaikan maksud serta tujuan untuk menghadap pimpinan (Kasek Ayu) serta menyampaikan identitas saya sebagai awak media (wartawan) atas undangan Kasek Ayu,” ujar Purnomo.
Baru menyampaikan maksud dan tujuan, oknum security yang diketahui bernama Muslim tersebut menjawab dengan nada kasar bahwa Kasek Ayu tidak ditempat. “Buk Kasek tidak ditempat, bapak balik saja,” ujar Purnomo menirukan oknum security bernama Muslim tersebut.
Purnomo juga memberikan penjelasan bahwa dirinya datang ke sekolah atas undangan dari Kasek Ayu dan meminta untuk diklarifikasi ke kantornya ada apa tidak, baru setalah itu disampaikan lagi dengan nada kasar dengan disuruh menunggu di lobi tamu.
Kejadian yang tidak terpuji sendiri terjadi saat Purnomo mengambil dokumentasi foto gedung depan kantor utama bersamaan saat berjalan menuju lobi tamu yang dimaksud.
Dalam proses pengambilan dokumentasi foto tersebut Purnomo di tarik dengan keras serta di dorong oknum security bernama Muslim sambil membentak bahwasanya dilarang ambil foto di sekolahan.
“He…ojok foto-foto dek sekolah iku gak oleh, bek jupuk foto kudu ijin nang humas mbek Kasek (he..jangan ambil foto di sekolah itu tidak boleh, kalau ambil foto harus ijin ke Humas dan Kasek), bentak oknum security tersebut.
Disaat terjadi hal tersebut Purnomo juga menyampaikan, aturan yang mana wartawan tidak boleh ambil dokumentasi foto di sekolahan. Apalagi ini sekolah Negeri.
“Saya satpam disini, sesuai perintah Humas dan Kasek tidak boleh ambil foto di sekolahan. Minta ijin dulu ke meraka,” ujar Purnomo menirukan kata-kata oknum security tersebut.
Kasek SMPN 1 Beji Ayu yang mengetahui adanya gaduh tersebut melerai sambil mempersilahkan masuk ke ruangannya untuk memberikan klarifikasi terkait adanya dugaan pungli berkedok agama (infaq) yang jadi sorotan tersebut.
Ditengah penyampaian klarifikasi terkait dugaan pungli, Kasek Ayu meminta maaf kepada Purnomo atas kejadian yang tidak menyenangkan itu.
“Tadi pagi sudah saya sampaikan ke security, nanti saya ada tamu yang bernama Purnomo dari media faamnews.com, Sekali lagi saya mohon maaf atas kejadian tersebut,” ujar Kasek Ayu.
Lebih lanjut, Kasek Ayu juga menyampaikan bahwa tidak ada aturan yang melarang rekan wartawan untuk ambil dokumentasi foto di sekolahan.
“Kalau itu atas perintah Humas sekolah pak Ade saya kurang faham juga. Sekali lagi saya mohon maaf,” imbuh Kasek Ayu.
Menanggapi adanya kejadian tersebut, Direktur Pusat Studi dan Advokasi (PUS@KA) Lujeng Sudarto merasa prihatin lantaran masih adanya diskriminasi dan intervensi terhadap wartawan dalam menjalankan tugas jurnalistiknya saat mengungkap sebuah kejanggalan dengan fakta yang sebenarnya.
“Perilaku arogan dan kasar terhadap jurnalis adalah tindakan bodoh. Apalagi itu terjadi di lingkungan penyelenggaraan pendidikan, ini sangat tidak patut terjadi.”
“Jika tindakan tersebut dilakukan karena terkait upaya menghalang-halangi klarifikasi isu dugaan pungli yang diwartakan sebelumnya, maka patut diduga kejadian tersebut atas dasar perintah dari pihak pejabat SMPN Beji, maka PUSAKA meminta kepada Kepala Dinas Pendidikan untuk mencopot pejabat tersebut,” papar Lujeng.
Sementara itu, ketua Aliansi Jurnalis Pasuruan Bersatu (AJPB) Henry Sulfianto tampak berang dan tidak terima atas kejadian yang menimpa salah satu anggotanya tersebut.
Ini sama halnya dengan premanisme di lingkungan dunia pendidikan, kejadian seperti ini harus ditindak dengan tegas. Dan ini adalah pelecehan terhadap profesi jurnalis.
“Saya selaku ketua AJPB tidak terima dengan adanya kejadian tersebut dan segera saya akan mengambil sikap dengan melaporkan oknum-oknum tersebut, baik oknum security, Humas hingga Kaseknya,” papar Hendry Sulfianto. (Syn)
Tinggalkan Balasan