KOTA PASURUAN | gatradaily.com — Dalam momentum peringatan Hari Pahlawan Nasional 2025, halaman SMP Negeri 8 Kota Pasuruan berubah menjadi panggung sejarah yang menggugah semangat kebangsaan.
Puluhan pelajar menampilkan teatrikal perobekan bendera Belanda di Hotel Yamato, Surabaya, peristiwa legendaris yang menjadi simbol perlawanan rakyat terhadap penjajahan pada 1945.
Pertunjukan yang digelar Senin (10/11/2025) itu berlangsung khidmat namun penuh semangat.
Dengan kostum menyerupai seragam pejuang dan pasukan Belanda, para siswa memerankan adegan-adegan heroik secara dramatis mulai dari ketegangan di atap hotel hingga berkibarnya Sang Saka Merah Putih di akhir pertunjukan.
Kepala SMPN 8 Kota Pasuruan, Arif Syaifurrohman, mengatakan kegiatan tersebut merupakan upaya menanamkan nilai patriotisme di kalangan pelajar agar tidak melupakan jasa para pahlawan bangsa.
“Melalui teatrikal ini, kami ingin menumbuhkan semangat perjuangan dan penghormatan kepada para pahlawan yang telah berkorban demi kemerdekaan Indonesia,” ujar Arif kepada gatradaily.com, Senin (10/11/25).
Arif menilai, di tengah tantangan era digital, kegiatan edukatif seperti ini penting untuk menjaga semangat nasionalisme generasi muda.
Salah satu peserta, Raffael Mahezza Dirga, yang memerankan komandan pasukan Belanda, mengaku mendapat pengalaman emosional dari perannya.
“Saya bisa merasakan emosi dan ketegangan seperti yang mungkin dialami para pejuang kita saat melawan penjajah. Rasanya luar biasa,” kata Raffael.
Sementara itu, Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan, Puji Utami, menjelaskan bahwa ini merupakan kali pertama SMPN 8 menggelar teatrikal perobekan bendera. Ia mengapresiasi antusiasme para siswa yang terlibat penuh dalam proses latihan, penyusunan naskah, hingga pembuatan kostum.
“Anak-anak menyiapkan semuanya secara mandiri dengan semangat luar biasa. Ini bentuk nyata cinta mereka kepada Tanah Air,” ujar Puji.
Aksi teatrikal ini menutup upacara Hari Pahlawan di sekolah tersebut. Setiap adegan menghadirkan suasana haru sekaligus kebanggaan, mengingatkan kembali pada keberanian arek-arek Surabaya yang menolak simbol penjajahan dan menegaskan kedaulatan Indonesia.
Melalui kegiatan ini, SMPN 8 Kota Pasuruan berharap nilai-nilai kepahlawanan dapat terus hidup di hati generasi muda—berjuang bukan lagi dengan senjata, tetapi dengan karya, integritas, dan kecintaan terhadap bangsa.(ze/syn)






















Tinggalkan Balasan