PROBOLINGGO | gatradaily.com — Pernyataan kontroversial Bupati Probolinggo, dr. Mohamad Haris (Gus Haris), dalam acara pelantikan pejabat eselon II di Pendopo Prasaja Ngesti Wibawa, Senin (20/10/2025), menuai kecaman dari berbagai kalangan.
Salah satunya datang dari aktivis perempuan 98 yang juga berprofesi sebagai pengacara, Kikis Mukhisah.
Dalam sambutannya saat pelantikan, Gus Haris sempat melontarkan pernyataan yang dinilai melecehkan profesi wartawan dan lembaga swadaya masyarakat (LSM).
Ucapannya yang berbunyi, “Jangan ada pejabat yang menernak LSM dan media,” kini menjadi sorotan publik dan memantik kritik tajam di kalangan aktivis serta insan pers.
Kikis Mukhisah menilai, ungkapan tersebut tidak pantas diucapkan oleh seorang kepala daerah di ruang publik, terlebih di hadapan para pejabat pemerintah.
“Saya sangat menyesalkan sekaligus mengecam pernyataan Bupati Probolinggo di hadapan publik. Ucapan itu terkesan tendensius dan mendiskreditkan peran LSM serta wartawan yang justru memiliki fungsi penting sebagai kontrol sosial,” tegas Kikis, Selasa (21/10/2025).
Menurutnya, kehadiran media dan LSM telah diatur dan dijamin oleh undang-undang sebagai pilar penting dalam demokrasi.
“Wartawan berperan menyampaikan informasi publik secara objektif, sedangkan LSM berfungsi mengadvokasi kepentingan masyarakat serta memberdayakan komunitas secara langsung. Keduanya merupakan mitra strategis pemerintah, bukan pihak yang pantas dijadikan bahan sindiran dengan istilah ‘ternak’,” lanjutnya.
Kikis juga mengingatkan bahwa pejabat publik semestinya menghormati kebebasan pers dan ruang gerak organisasi masyarakat sipil, bukan justru melontarkan pernyataan yang dapat menurunkan kepercayaan publik terhadap pemerintah daerah.
Meski demikian, di tengah derasnya kritik, Bupati Probolinggo, dr. Mohamad Haris, akhirnya menyampaikan permintaan maaf terbuka kepada insan media dan LSM.
Ia menegaskan bahwa ucapannya tidak dimaksudkan untuk merendahkan profesi wartawan maupun aktivis.
“Saya mohon maaf secara pribadi dan sebagai Bupati Probolinggo kepada sahabat-sahabat media dan LSM. Tidak ada niat sedikit pun menyamakan mereka dengan ‘ternak’. Pernyataan itu adalah bentuk teguran keras kepada oknum pejabat yang diduga memanfaatkan media dan LSM untuk kepentingan pribadi,” jelas Gus Haris dalam klarifikasinya.
Pernyataan maaf tersebut diharapkan dapat meredakan ketegangan antara pemerintah daerah dengan para pegiat sosial dan insan pers.
Namun bagi sebagian pihak, termasuk aktivis 98 seperti Kikis Mukhisah, insiden ini menjadi pengingat penting agar pejabat publik lebih berhati-hati dalam menyampaikan pesan di ruang terbuka.(ze)






















Tinggalkan Balasan