PASURUAN | gatradaily.com – Forum DAS Wrati bersama TNI-Polri, DLH Kab.Pasuruan, PU SDA Kab.Pasuruan, perwakilan perusahaan di Kecamatan Beji dan warga tiga desa (Cangkringmalang Kedungringin dan Kedungboto), bergotong royong membersihkan sejumlah aliran sungai wrati yang ada di Kecamatan Beji. Rabu (30/10/2024)
Kegiatan gotong royong tersebut, salah satu tujuan menjelang datangnya musim penghujan di penghujung tahun 2024 guna mengantisipasi atau meminimalisir bencana banjir. Dimana hal ini juga sebagai bentuk sumbangsih dari warga tiga Desa yang biasa terdampak banjir.
Perihal ini, disampaikan oleh Ketua Forum DAS Wrati Henry Sulfianto, ia mengatakan,” ini merupakan sebagai bentuk sumbangsih kami untuk warga tiga desa yang biasa terdampak banjir. Dimana pembersihan sungai ini sangat perlu dilakukan untuk meminimalisir bencana banjir yang setiap tahun menerjang tiga desa yakni Cangkringmalang, Kedungringin dan Kedungboto.
“Aliran sungai wrati di Dusun selorawan Desa Cangkringmalang dan Dusun Gedang Klutuk Desa Kedungboto ini yang kami bersihkan ini merupakan anak sungai yang sering meluap menggenangi perumahan penduduk yang ada dibantaran sungai.
Seperti kita lihat sendiri, bahwa keadaan sungai yang kita bersihkan ini sangat akut. Selain adanya tumbuhan liar sejenis encenggondok dan rumput liar, juga terjadi sedimentasi serta bau airnya sangat busuk akibat adanya limbah,” ujarnya.
Dalam kegiatan ini dibiayai dari hasil urunan sejumlah pihak. Kami juga telah mengundang pihak DPRD Kab.Pasuruan khususnya Komisi 3 dan Camat Beji, namun sangat naif kedua institusi tersebut tidak merespon undangan yang kami kirimkan. tambahnya.
Padahal kami bersama stake holder dan warga berharap kedua institusi itu tersebut hadir dan menyaksikan sendiri keberadaan anak sungai wrati dan sungai wrati, yang mana butuh penanganan serius,” pungkas Londo sapaan akrabnya.
Sementara itu Kades Cangkringmalang Hufron, pihaknya sangat berterimakasih atas kegiatan pembersihan sungai ini. Minimal nanti saat musim penghujan air dari wilayah selatan bisa lancar dan tidak tersendat, yang mana dampaknya tidak terjadi banjir seperti sebelumnya,” katanya.
Senada juga disampaikan oleh Rizky Wahyuni, Kades Kedungringin,” seharusnya pihak-pihak terkait memperhatikan keberadaan anak sungai dan sungai wrati. Kami bersama warga telah berupaya secara swadaya membersihkan sungai ini, selanjutnya harapan kami, agar kedepannya negara hadir secara berkala,” timpal kades perempuan pertama di Kedungringin ini.
Dari pantuan awak media, sejumlah warga yang awalnya turun kedalam sungai untuk membersihkan tanaman liar dan sampah. Tak seberapa lama mereka(warga) naik kembali, hal ini lantaran air sungai yang berwarna coklat susu menimbulkan gatal-gatal dikulitnya. (Syn)
Tinggalkan Balasan