PASURUAN | gatradaily.com — Acara Grebek Dusun Kejoren di Desa Gerbo, Kecamatan Purwodadi, Kabupaten Pasuruan, kembali menuai sorotan publik.

Kegiatan yang semestinya menjadi ajang kebersamaan dan pelestarian budaya itu justru diwarnai aksi mabuk-mabukan serta pelanggaran terhadap surat edaran resmi Bupati Pasuruan.

Pada hari kedua pelaksanaan, suasana acara disebut semakin tak terkendali. Sejumlah pemuda terlihat menenggak minuman keras di atas truk di tengah keramaian.

Aksi itu terekam dalam video yang dikirimkan warga kepada awak media, memperlihatkan lemahnya pengawasan panitia serta dugaan pembiaran terhadap tindakan yang mencoreng nilai sosial masyarakat.

“Mabuk di atas truk dibiarkan begitu saja, tidak ada yang menegur. Padahal itu di tengah keramaian, bahkan sudah lewat tengah malam,” ujar salah satu warga, Senin (10/11/2025) dini hari.

Ironisnya, di lokasi kegiatan tampak aparat kepolisian yang berjaga untuk pengamanan acara. Namun, keberadaan petugas dinilai tak berdampak pada penertiban kegiatan.

“Ada polisi di lokasi, tapi seperti tutup mata. Aksi mabuk tetap berlangsung,” tambah warga lainnya.

Selain aksi mabuk, kegiatan tersebut juga dikeluhkan karena penggunaan sound system berdaya tinggi atau sound horeg yang memekakkan telinga hingga larut malam. Kondisi ini dinilai jauh dari nilai-nilai budaya yang semestinya dijunjung dalam kegiatan masyarakat desa.

Padahal, Bupati Pasuruan sebelumnya telah mengeluarkan surat edaran yang mengimbau seluruh kepala desa dan panitia kegiatan masyarakat untuk tidak menggelar acara dengan unsur hura-hura, musik keras, peredaran minuman keras, atau kegiatan yang berpotensi mengganggu ketertiban umum.

“Kalau edaran Bupati dijalankan dengan benar, seharusnya tidak ada acara seperti ini. Tapi nyatanya, malah dibiarkan sampai ada yang mabuk di atas truk,” kata warga lainnya.

Hingga berita ini diturunkan, Kepala Desa Gerbo belum memberikan keterangan resmi terkait sejumlah persoalan, mulai dari dugaan pelanggaran edaran Bupati, kericuhan pada bagian parkir, hingga ketidaktransparanan dana izin kegiatan.

Sebelumnya, Ketua LSM Cakra Berdaulat, Imam Rudsian, juga menyoroti keras penyelenggaraan Grebek Dusun Kejoren yang dinilai amburadul dan jauh dari nilai-nilai budaya.

“Peristiwa ini bukan sekadar soal ricuh atau parkir, tapi soal arah moral dalam penyelenggaraan kegiatan masyarakat. Edaran Bupati itu seharusnya jadi acuan, bukan formalitas di atas kertas,” tegas Imam.

Imam juga mendesak agar inspektorat dan aparat penegak hukum turun tangan melakukan audit dan evaluasi menyeluruh terhadap pelaksanaan kegiatan tersebut, termasuk transparansi sumber dan penggunaan dana.

“Kalau pembiaran seperti ini terus terjadi, budaya desa akan kehilangan martabatnya,” ujarnya.(ze/syn)